Chapter 68: Perusahaan Galaksi (1)
"Hari ini kamu tinggal di sini." Kata Randika.
"Baik kak Randika." Indra masih berwajah polos.
Tidak mudah untuk Randika membawa Indra kembali ke rumahnya. Dia akhirnya menyewakan rumah untuk Indra tidak jauh dari rumahnya. Baru setelahnya dia akan memikirkan sesuatu.
"TIdak ada aku bukan berarti tidak latihan!" Randika lalu memberikan sejumlah uang kepada Indra untuk dia pakai kebutuhan sehari-hari.
"Ini uang untuk makanmu selama 1 minggu, nanti pas kita ketemu lagi aku akan memberimu lebih."
"Baik kak Randika." Indra tersenyum.
Randika lalu meninggalkan Indra dan kembali ke rumahnya.
Ketika dia sampai di rumah, tidak ada orang di lantai 1. Dia lalu pergi ke lantai 2 dan pergi menuju kamarnya Inggrid. Ketika dia membuka pintunya pelan-pelan, dia melihat Inggrid sedang duduk di meja kerjanya.
"Istriku yang cantik, aku pulang!" Randika tersenyum lebar.
Inggrid hanya menoleh, mengangguk dan memegangi kepalanya.
Hmmm?
Randika tersenyum pahit, jarang sekali dia melihat Inggrid yang kesusahan seperti itu. Pasti ada masalah besar di perusahaannya.
"Kenapa kamu? Ada masalah apa?" Dia lalu menghampiri dan mengelus kepalanya. "Kalau ada masalah bilang saja ke suamimu yang tampan ini, akan kuselesaikan semuanya."
"Tidak ada masalah." Inggrid hanya memalingkan wajahnya.
"Jangan pura-pura tidak ada masalah gitu, apa kau barusan dilecehkan orang lagi? Sialan aku saja belum merabamu hari ini! Kubunuh dia!"
Wajah Inggrid memerah mendengarnya, dia lalu menoleh dan berkata dengan nada dingin. "Ini masalah perusahaan, kau tidak ada hubungannya dan aku jelaskan juga pasti tidak mengerti."
"Bagaimana caranya aku mengerti kalau kamu tidak menjelaskan permasalahannya?" Randika lalu duduk di sandaran kursi Inggrid dan memeluk kepalanya ke dadanya.
"Apakah si bajingan Andre itu berbuat ulah lagi? Kalau iya ngomong saja, kali ini tangannya yang kupatahkan!"
Inggrid langsung mendorong Randika sambil marah-marah, "Pantas saja dia begitu diam akhir-akhir ini, ternyata kamu yang membuat dia seperti itu!"
"Selama dia tidak menyentuh wanitaku, aku tidak apa-apain dia kok. Siapapun yang berani mendekatimu, akan kubunuh semuanya!"
"Kau!" Inggrid menggeleng-gelengkan kepalanya. "Sayangnya Andre tiba-tiba mengajukan surat mengundurkan diri, aku takut efek yang ditimbulkannya akan buruk bagi perusahaan."
"Jangan khawatir, kalau dia sampai berani keluar akan kupatahkan tangannya." Randika lalu tersenyum. "Dia selamanya akan bekerja untukmu."
"Sudah kita kembali ke topik utama." Melihat Inggrid hendak mengomentarinya, Randika dengan cepat mengalihkan perhatiannya. "Apa sebenarnya masalahmu itu?"
Mendengar itu, Inggrid kembali murung. "Kali ini perusahaanku menjadi target."
"Maksudnya?" Randika bingung.
"Perusahaan Galaksi yang ada di kota ini mulai menarget kita. Baru-baru ini perusahaan mereka melejit ke atas dan menjadi salah satu perusahaan besar seperti milikku, bahkan asset mereka lebih banyak."
"Memangnya mereka menjual produk apa?"
"Barang produksi mereka bukan kosmetik, jadi mereka tidak ada hubungannya dengan perusahaanku." Inggrid lalu mengerutkan dahinya. "Tetapi akhir-akhir ini mereka mengincar pasar milik perusahaanku."
"Aku tidak tahu apakah mereka sengaja atau tidak ingin bersaing denganku, aku mendengar rumor bahwa mereka membangun departemen kosmetik di perusahaan mereka. Ini bisa dijadikan bukti bahwa mereka tengah melebarkan sayap mereka di pasarku."
Kosmetik yang dimiliki oleh Perusahaan Cendrawasih terkenal di dalam negeri, tidak mudah untuk melawan perusahaan milik Inggrid ini. PT Galaksi dengan beraninya mulai menantang Inggrid dan menyerangnya di saat perusahaannya sedang mengembangkan produk baru.
Jika saat peluncuran produk baru Inggrid bersamaan dengan mereka, maka akan ada perang besar-besaran. Apabila hal ini terjadi, akan sangat sulit bagi Inggrid untuk bersaing. Karena finansial PT Galaksi itu lebih kuat darinya, akan sulit bagi Inggrid.
"Aku takutnya mereka ingin menghancurkan nama perusahaanku di pasar internasional." Kata Inggrid dengan cemas.
Karena ambisi Inggrid yang besar, dia ingin melebarkan sayapnya ke luar negeri. Produk baru yang akan diluncurkan, parfum yang dikembangkan dengan bantuan Randika, ditujukan untuk seluruh dunia. Jika mereka mendapatkan persaingan yang ketat dari PT Galaksi, bisa-bisa Inggrid tidak bisa balik modal dan menyatakan bangkrut.
Apabila Perusahaan Cendrawasih bangkrut, ribuan orang akan menderita.
"Jangan khawatir, kalau dia berani macam-macam dengan perusahaanmu, suamimu ini akan membuatnya babak belur!" Randika mencium bau-bau konspirasi.
Tentu saja karena ini persaingan bisnis istrinya, sebagai suaminya dia harus membantunya.
Berani menghadapi istrinya? Orang itu nyari mati?
..........
Hari berikutnya Inggrid dan Randika bersama-sama menuju kantor.
Ketika mereka tiba di pintu masuk, semua petugas keamanan memberi hormat kepada mereka berdua.
Setelah beberapa kejadian, para petugas ini mengetahui bahwa Randika adalah salah satu pimpinan mereka. Meskipun rumor mengatakan bahwa dia adalah suami dari Nyonya Inggrid, tidak ada bukti nyata akan hal tersebut.
Tepat ketika mereka berdua masuk ke gedung, ada seseorang yang menghampiri mereka. "Ibu Inggrid, kau telat."
Inggrid, yang berada di samping Randika, saling bertatapan satu sama lain.
Orang yang menghampiri mereka ini terlihat kelelahan dengan kantong mata yang gelap, jelas orang ini adalah pekerja keras.
Sekilas Inggrid menampilkan ekspresi suram di matanya tetapi mulutnya berkata lain, "Maafkan aku Pak Bagus, aku tidak menyangkan akan kedatangan tamu dari Perusahaan Galaksi hari ini."
Bagus menatap Inggrid lekat-lekat dan tidak sungkan-sungkan menunjukkan tujuannya. "Saya hari ini datang untukmu dan panggil aku Bagus saja."
Randika mengerutkan dahinya, berani-beraninya pria ini mengincar wanitanya? Pria ini benar-benar nyari mati!
Inggrid tetap terlihat tenang, "Karena anak dari pemilik Perusahaan Galaksi ingin bertemu denganku pasti ini mengenai urusan pekerjaan, mari kita bahas di kantorku."
Selesai berbicara, Inggrid langsung menuju lift.
"Ah tunggu!" Bagus dengan cepat mencegat Inggrid dan mengatakan. "Untuk naik ke atas terlalu buang waktu dan aku tidak mau membuang waktu sedetik pun ketika bersamamu. Kita bicara di sini saja."
Ketika para karyawan yang mendengar teriakan Bagus, mereka mulai berdiskusi satu sama lain.
"Wah, Ibu Inggrid dikejar-kejar lagi sama pria lain!"
"Kali ini orangnya biasa aja gak sih? Lebih ganteng aku perasaan."
"Bah! Hari ini sudah ngaca belum? Muka boleh ganteng, dompetmu bro yang kurang ganteng masalahnya hahaha!"
Di saat mereka bercanda, ada seseorang yang berbisik ke arah mereka. "Ssttt kau tidak tahu siapa orang itu?"
"Kau memangnya tahu?"
Dia mengangguk, "Aku dengar dia adalah anak dari perusahaan Galaksi. Dia terkenal suka berhura-hura setiap harinya. Dia benar-benar buaya darat. Dia bisa berbuat sesuka hatinya dengan dukungan finansial ayahnya!" Lalu orang itu menyuruh temannya mendekat. "Aku dengar kemarin dia memuaskan 4 perempuan Rusia sekaligus!"
"Ha? Empat?" Orang yang mendengarnya benar-benar terkejut. "Bukankah wanita asing lebih susah dipuaskan daripada wanita lokal? Bisa-bisanya dia kuat memuaskan mereka sekaligus!"
"Pantas saja kantong matanya gelap sekali, dia pasti tidak tidur sama sekali kemarin. Tapi kalau dilihat dari tubuhnya yang gemuk itu, dia pasti pakai obat kuat sehari-harinya!" Yang lain pun tertawa mendengarnya dan semua sepakat satu hal. Orang itu akan diinjak-injak oleh pemimpin mereka.
Lalu para karyawan yang senang bergosip ini segera kembali bekerja karena mereka merasa nasib pria itu sudah pasti apes.
Inggrid yang mendengar teriakan Bagus itu sedikit marah tetapi karena pihak lain merupakan anak dari perusahaan besar, dia tidak boleh menunjukkan ketidak sopanan.
"Kalau begitu, apa yang ingin Anda bicarakan?" Inggrid hanya menoleh dan tidak mendekat ke arah Bagus.
Seketika itu juga, senyum nakal terpampang di wajah Bagus. Dia menatap lekat-lekat ke tubuh Inggrid yang bahenol itu.
Inggrid memang terkenal sexy dan cantik, tapi dia tidak menyangka bahwa Inggrid jauh melebihi ekspektasinya. Bagus sudah tidak sabar mendengar rintihan kenikmatan Inggrid ketika dia menidurinya.
"Ketika kita pertama kali bertemu, aku bersumpah dalam hati akan membuatmu menjadi wanitaku." Bagus lalu tersenyum. "Hari ini kedatanganku adalah untuk mengajak Anda bercengkrama denganku."
Apa?
Randika hanya menatap Bagus si pencuri nakal ini. Dia sedang berpikir bagaimana cara terbaik menghajar bajingan tengik ini. Apakah dengan tamparan sepatunya atau dia patahkan saja kakinya?
Inggrid mengerti ekspresi Randika dan menyuruhnya untuk menahan diri. "Maafkan aku, hari ini aku sibuk dengan urusan kantor. Aku tidak mungkin bisa pergi bersamamu."
Bagus mengerutkan dahinya, salah satu pengawalnya mengerti arti sinyal tersebut dan maju sambil mengatakan. "Ibu Inggrid, Anda lebih baik menuruti tuan muda atau Anda akan menyinggung perasaannya. Anda tidak akan ingin itu terjadi."
"Bajingan, siapa menyuruhmu berkata seperti itu?" Bagus menampar pengawalnya itu tetapi dalam hati dia merasa senang. Ketika dia kembali dia akan memberi bonus kepada pengawal pintarnya ini.
Melihat sandiwara ini, Inggrid merasa mual dan jijik.
"Maafkan aku, urusanku hari ini sangat penting dan membutuhkan kehadiranku. Apabila Pak Bagus ingin bersenang-senang lebih baik Anda mencari orang lain." Inggrid lalu menuju lift sekali lagi dan sudah tidak peduli dengan Bagus.
Tetapi, Inggrid kembali dicegat dan Bagus sudah berada di depannya dengan muka muram. Hatinya sudah terbakar oleh api. Tidak pernah ada orang yang pernah berani menolaknya.
"Inggrid Elina, sepertinya kau tidak memahami situasimu." Bagus lalu berbisik padanya. "Perusahaanmu bagaikan semut, perusahaanku bisa menginjak-injakmu kapan saja."
"Meskipun kami kecil di hadapanmu, perusahaan Cendrawasih tidak akan pernah tunduk pada siapapun!" Inggrid tidak bisa menerima ancaman tersembunyi dari Bagus. "Sekarang cepat keluar dari sini!"
"Hahaha!" Bagus tertawa keras. "Belum pernah ada orang yang berani menolakku, kau memang unik! Justru ini membuatku semakin ingin memilikimu. Turuti aku dan aku akan mengampuni kata-katamu barusan."
Inggrid sudah naik pitam sampai tidak bisa berbicara.
"Inggrid," Bagus berkata dengan nada mengancam. "Kau sebaiknya menurutiku atau besok perusahaanmu akan bangkrut."
Ancamannya ini justru membuat Inggrid semakin membara.
"Pikirkan jawabanmu baik-baik atau seluruh karyawanmu akan mati kelaparan." Bagus menunjukkan ekspresi tidak sabar mencicipi makanan lezat di depannya ini.
Detik itu juga, Inggrid tertarik ke belakang oleh seseorang. Ternyata itu Randika yang akan membela dirinya, entah kenapa hal ini membuat hati Inggrid menjadi hangat.
Randika melangkah maju dan berkata sambil tersenyum. "Memangnya siapa kamu sampai berani mengatakan perusahaan ini akan bangkrut besok?"
Ketika Bagus melihat Randika yang maju, dia sama sekali tidak peduli. Dia hanya mendengus dingin, "Aku adalah anak pertama dari Perusahaan Galaksi!"
"Ah! Berarti kau orang hebat ya!" Randika pura-pura terkejut, hal ini membuat Bagus semakin besar kepala. Memangnya siapa yang tidak pernah mendengar kerajaan yang ayahnya bangun itu?
"Aku hanya ada satu pertanyaan, maukah Anda menjawabnya?"
"Hahaha lontarkan! Biarkan orang hebat ini menjawab pertanyaan orang awam sepertimu." Bagus berusaha terlihat dermawan di hadapan Inggrid.
"Apa itu perusahaan Galaksi?" Randika tampak bingung.