One Piece: Pemanggil Servant

Chapter 167: Bab 167



"Dan... selesai sudah." Melihat titik teleportasi baru telah terpasang, Vermillion mengangguk puas.

"Master, sekarang kita bisa berteleportasi ke tempat ini sesuka hati, kan?" Nero dengan gembira bertanya, "Walaupun pergi jauh kita masih bisa kembali dan berkencan di sini di masa depan."

"Ahem, kamu sangat pintar Nero. Lain kali aku akan memasang titi teleportasi di tempat-tempat yang bagus untuk kita berkencan." Vermillion memandang langit dengan rindu, jelas membayangkan dirinya berkencan dengan gadis-gadis kesukaannya.

"Jelas aku ingin berkencan berduaan denganmu, tapi sekarang kamu membayangkan wanita lain, dasar playboy!" Nero menggembungkan pipinya.

"Tidak perlu dikatakan, tentunya aku ingin berkencan denganmu Nero, kamu adalah gadis yang cantik." Vermillion tersenyum.

"Benarkah?" Tanyanya dengan penuh harap serta kegembiraan.

"Ya. Kita dapat berkencan kapanpun kamu mau. tapi sekarang, mari kita kembali ke teman-teman kita dulu. Setelah kondisi pulau stabil dan para rakyat menerima pemerintahan baru mereka, kita akan meninggalkan tempat ini."

"Tunggu." Nero tiba-tiba menahan Vermillion.

"Ada apa, Nero?"

Diam sejenak, Nero bertanya dengan pipi merona, "Master, tadi malam kamu, Anne dan Marry tidur bersama, kan?"

"Yah..." Meskipun dia tahu kalau rekan-rekan kapalnya mengetahui hal ini, tapi ketika ditanya langsung oleh Nero, entah mengapa dia bingung harus menjawab apa.

"Aku telah melihat semuanya." Wajahnya semakin memerah, "Jelas kemarin aku bilang akan menemuimu, tapi saat itu aku melihatmu bersama mereka berdua. Kamu berkata bahwa kamu ingin bersamaku, tapi mengapa kamu mendahulukan mereka berdua? Apakah ini karena kostum kelinci yang mereka pakai?"

"Ahem, kemarin terjadi secara tiba-tiba." Vermillion berdeham, mencoba menjelaskan situasi, "Selain itu, aku pikir kamu akan terlihat cocok dengan kostum kelinci juga."

"Benarkah? Lalu apakah kostum ini juga cocok untukku?" Tiba-tiba tubuhnya memancarkan cahaya, dan dalam sekejap mata dia telah berganti kostum ke kostum pernikahan berwarna putih.

"Katakan padaku, apakah aku terlihat cantik?" Tanyanya sambil memeluk pria itu dengan lembut.

"Nero... kamu terlihat sangat cantik." Untuk sesaat Vermillion terpana, kemudian dia membalas pelukan wanita itu dengan pelukan yang lebih erat.

"Master, mengapa tidak mengklaimku sekarang?" Dalam pelukan erat Vermillion, Nero bertanya malu-malu.

"Dulu aku direpotkan oleh urusan pemerintahan, tapi sekarang tidak lagi, dan sekarang aku merasa bahagia. Sungguh beruntung untuk dapat bertemu denganmu, Master."

"Nero." Merasakan api yang berkobar dari dalam dirinya, Vermillion menggendong wanita itu lalu membawanya masuk ke kamar.

Setelah menetapkan titik teleportasi serta menangani masalah pulau, Vermillion dan Nero kembali ke Golden Hind untuk melanjutkan perjalanan ke Arabasta.

Setelah waktu mesrah di dalam kastil, Nero menjadi semakin lengket dengan pria kesukaannya. Kelengketan ini bahkan membuat Minamoto mengeluh.

"Master, apakah kita akan mengambil alih Arabasta juga?" Tanya Nero.

"Kudengar Raja negara itu memerintah dengan baik, jadi aku tidak berkeinginan untuk merebutnya."

"Aku setuju dengan perkataanmu." Artoria bergabung dalam percakapan dan duduk di samping Masternya.

"Tidak pantas untuk mengambil alih negara yang diperintah dengan baik oleh pemimpinnya." Artoria ikut mengutarakan pendapatnya.

"Sungguh sangat disayangkan, tapi tidak masalah, toh kita masih bisa berkencan di negara gurun itu, hehe~"

"Aku menantikannya, Nero. Nero dengan kostum gadis gurun pasti akan terlihat sangat cantik."

Melihat Nero yang semakin dekat dengan Vermillion, Artoria nampak iri.

'Aku harus lebih proaktif seperti Nero. Ayolah, Artoria, kamu dapat melakukannya!' Artoria mencoba menyemangati dirinya dalam hati.

Menarik napas dalam-dalam, Artoria yang telah merona perlahan menyandarkan kepalanya di bahu pria itu.

Menyadari tindakan Artoria, Vermillion jelas terkejut. Sebenarnya apa yang telah terjadi pada gadis ini? Tapi tidak apa-apa, lebih baik menikmati momen ketenangan ini.

Setelah menghabiskan waktu bersama dengan Nero dan Artoria, Vermillion menjumpai Robin yang tiba-tiba datang padanya.

"Captain, karena kamu tidak berencana mengambil alih Arabasta, lantas mengapa kamu setuju untuk menemui Crocodile?"

"Bagaimana jika aku berkata ingin memberinya pelajaran karena menginginkanmu, apakah kamu percaya?" Tanyanya sambil tersenyum.

"Ini..." Robin tiba-tiba merasa jantungnya berdetak semakin kencang.

"Walaupun aku ragu dia mampu mengambilmu dengan paksa, tapi alangkah baiknya jika aku menyelesaikannya."

"Aku tidak pernah menyangka Crocodile ingin menggunakan Ancient Weapon. Jika Pemerintah Dunia mengetahui hal ini, mereka akan memburunya." Kalifa datang dan ikut bergabung dalam percakapan.

"Kalifa, setelan baru?" Melihat pakaian seksi hitam dengan stoking jala yang dia kenakan, Vermillion mengagumi pesonanya. "Kamu terlihat mempesona, Kalifa." Pujinya.

"Senang Anda menyukainya, Marshal." Kalifa menyesuaikan kacamatanya sambil tersenyum puas. "Jika kamu ingin melecehkanku, selama kamu bahagia maka aku tidak akan keberatan..." Setelah bergabung dengan Drake pirates, Kalifa yang pekerja keras telah mempelajari preferensi Boss-nya. Dia harap dengan dirinya menjalin hubungan baik dengan Vermillion, dia dapat meningkatkan statusnya di kapal.

Meskipun Vermillion memperlakukannya dengan baik, tapi anggota kapal yang lain masih mewaspadainya, dan dia tidak menginginkan hal ini.

"Benar saja, Captain memang orang yang berbahaya, seperti rumor yang telah beredar." Kata Robin sambil mentap Captainya dengan mata menyipit.

"Hei, jangan melihatku seperti itu." Garis-garis hitam muncul di dahinya.

-----

read chapter 219 on;

patréon.com/mizuki77

50% off, use code: 337D3

Valid until January 7.

Next chapter will be updated first on this website. Come back and continue reading tomorrow, everyone!

Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.